ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTRITIS

GASTROENTRITIS

 

 

 

A.     Pengertian

Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB

dimana frekuensinya  lebih  dari  3  kali  perhari  dan  banyaknya  lebih  dari

 

200 – 250 gram (Syaiful Noer, 1996 ). Menurut World Gastroenterology Organization  global  guidelines  2005,  diare  akut  didefinisikan  sebagai pasase  tinja yang  cair/lembek  dengan  jumlalebih  banyak  dari  normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.

 

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering  menimbulkan KLB  (Kejadian Luar Biasa) dengan  penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-

01,  dan  Salmonella  paratyphi  A.n  Enterohemorrhagic  Escherichia  coli

 

(EHEC) (Pitono, 1997)

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).


Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).

Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995). Jadi dari keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen.

 

 

B.     Etiologi

 

a.           Infeksi   internal,   yaitu   saluran   pencernaan   yang   merupakan penyebab utama diare. Pada sat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare. Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam penyakit yang ditimbulkan adanya virus, bakteri, dan parasit usus. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus Norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirus, minirotavirus dan virus bulat kecil. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit itu adalah aeromonashidrophilia, bacillus cereus, campylobacter jejuni, clostridium defficile, clostridium perfringens, E coli, plesiomonas, shigelloides, salmonella spp, staphylococcus aureus, vibrio cholerae, dan yersinia enterocolitica.  Sedangkan  penyebagastroenteritis  (diare  akut)  oleh parasit adalah balantidium coli, capillaria philippinensis, cryptosporidium, entamoeba histolitica, giarsia lamblia, isospora billi, fasiolapsis buski, sarcocystis suihominis, strongiloides stercoralis, dan trichuris trichuria.

b.           Bakteri  penyebab  gastroenteritis  (diare  akut)  dibagi  dalam  dua golongan besar, ialah bakteri non invasive dan bakteri invasive. Yang


 

termauk dalam golongan bakteri non invasive adalah : vibrio cholera, E. coli pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan golongan bakteri invasiv adalah salmonella spp, shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E. coli hemorrhagic (EHEC) dan camphylobcter. Diare karena bakteri invasive dan non ihnvasiv terjadi melalui suatu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transport ion di dalam sel-sel usus berikut ini : cAMP (cyclic adenosine monophospate), cGMP (cyclic guaniosin monophospate), Ca-dependent dan pengaturan ulang sitoskeleton.

c.           Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti : otitis media akut tonsilopharingitis, dan sebagainya (Hendarwanto, 200).

 

 

C.     Patofisiologi

 

Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis. Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansjoer, 199).

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit  (dehidrasi)  yang  mengakibatkan  gangguan  asam  basa  (asidosis


 

metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (Price, 1997).

 

 

D.     Tanda dan Gejala

 

1. Diare

2. Mual dan muntah

3. Demam

4. Nyeri abdomen

5. Membran mukosa mulut dan bibir kering

6. Fontanel cekung

7. Kehilangan berat   badan

8. Tidak nafsu makan

9. Badan terasa lemah

 

  

E.     Pemeriksaan Penunjang

 

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1.  Pemeriksaan tinja

a.  Makroskopis dan mikroskopis

b.  pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistst, bila diduga terdapat intoleransi gula.

c.  Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

 

2.   Pemeriksaan darah

a.  pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.

b.  Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

 

3.  Doudenal Intubation

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronis



.      Diagnosa Keperawatan

 

1. Diare b. d faktor fisiologis : proses infeksi

 

2. Defisit  volume  cairan  kurang  dari  kebutuhan  tubuh  b.  d  kehilangan volume cairan secara aktif

3. Ketidakseimbangan    nutrisi    kurang    dari    kebutuhan    tubuh    b.    d ketidakmampuan memasukan, mencerna, dan mengabsorpsi makanan

 

                                                              DAFTAR PUSTAKA

Hendarwanto, 2000, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sarwono WP (Editor), Balai Penerbit UI.

Mansjoer, Arif., et all, 1999,  Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran

 

UI : Media Aescullapius.

 

McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention

 

Classsification (NIC). Mosby, St. Louise.

 

NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia.

Pitono Soeparto, dkk, 1997, Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas Airlangga.

 

Price, Anderson Sylvia, 1997, Patofisiologi, Ed. I. Jakarata : EGC.



DOWNLOAD FILE










































Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama